LAGI
Malam beranjak pelan. Menyerahkan singgasananya pada pagi dan matahari. Tak ada bulan. Tapi bintang tahu persis bagaimana pemalam menyisir detik. Satu seruput, dua, tiga hisap. Pandangannya kabur seiring kepulan asap yang memecah diri bersama angin. Pikirannya bergerak menggerayangi seisi kepala dengan tanya. Tak ada jawab. Hanya ucapan selamat pagi yang terlalu dini. Setiap kali.
kenapa ndo???
BalasHapusAde subasar